Senin, 19 Oktober 2020

SEJARAH KOTA PONTIANAK

 Hai Nama Saya Valencia 

Saya Dari Kelas XII BDP 

Mendapat Tugas Dari Ibu Novitasaru Untuk Membuat Blog Tentang Sejarah Kota Pontianak. 

Ini dia penjelasan tentang kota Pontianak. 

Kota Pontianak  adalah ibu kota provinsi Kalimantan BaratIndonesia. Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis khatulistiwa. Di utara Kota Pontianak, tepatnya Siantan, terdapat Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang dilalui garis khatulistiwa. Selain itu, Kota Pontianak dilalui oleh Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Kedua sungai itu diabadikan dalam lambang Kota Pontianak. Kota ini memiliki luas wilayah 107,82 kilometer persegi.

Kota Pontianak
Kalimantan 1rightarrow blue.svg Kalimantan Barat
Dari atas, kiri ke kanan: Tempat perbelanjaan di Pontianak, Monumen Khatulistiwa Pontianak, Beberapa gedung pemerintah resmi, Rumah Melayu Tradisional, Patung Burung Tradisional Kalimantan, Gerbang Jalan Kota Pontianak, Patung Enggang Badak.
Dari atas, kiri ke kanan: Tempat perbelanjaan di Pontianak, Monumen Khatulistiwa Pontianak, Beberapa gedung pemerintah resmi, Rumah Melayu Tradisional, Patung Burung Tradisional Kalimantan, Gerbang Jalan Kota Pontianak, Patung Enggang Badak.
Lambang resmi Kota Pontianak
Lambang
Kota Pontianak berlokasi di Kalimantan
Kota Pontianak
Kota Pontianak
Koordinat: 0.02°S 109.34°E
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Barat
Tanggal peresmian23 Oktober 1771
Dasar hukumUU Darurat No. 3 Tahun 1953
UU No. 27 Tahun 1959
Pemerintahan
 • Wali KotaIr. H. Edi Rusdi Kamtono, M.M., M.T
 • Wakil Wali KotaBahasan
Luas
 • Total107,82 km2 (41,63 sq mi)
Populasi
 (2019)[1]
 • Total665,017 jiwa
 • Kepadatan6,168/km2 (15,98/sq mi)
Demografi
 • Suku bangsaTionghoa 31,24%
Melayu 26,05%
Bugis 13,12%
Jawa 11,67%
Madura 6,35%
Lain-lain 8,57.[2]
 • AgamaIslam 69.25%
Buddha 14.94%
Kristen Protestan 9.32%
Katolik 6.11%
Konghucu 0.23%
Hindu 0.14
Lain-lain
Zona waktuWIB (UTC+07:00)
Kode telepon+62 561
Kode Kemendagri61.71 Edit the value on Wikidata
Kode SNIPNK
Jumlah kecamatan6
Jumlah kelurahan29
DAURp626.879.054.000.-(2013)[3]
PelabuhanPelabuhan Pontianak
Situs webwww.pontianakkota.go.id


BAGAIMANA SIH SEJARA KOTA PONTIANAK? NAH INI DIA PENJELASAN DARI SEJARAH KOTA PONTIANAK. 

Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Pada tahun 1778 (1192 H), Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Masjid Jami' (kini bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) dan Istana Kadariah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur.[5]

Sejarah pendirian menurut V.J. VerthSunting

Sejarah pendirian kota Pontianak yang dituliskan oleh seorang sejarawan BelandaV.J. Verth dalam bukunya Borneos Wester Afdeling, yang isinya sedikit berbeda dari versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat saat ini.

Menurutnya, Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi) dari Batavia. Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut sebagai Al Habib Husin), meninggalkan Kerajaan Mempawah dan mulai merantau. Di wilayah Banjarmasin, ia menikah dengan adik sultan Banjar Sunan Nata Alam dan dilantik sebagai Pangeran. Ia berhasil dalam perniagaan dan mengumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai kapal pencalang dan perahu lancangnya, kemudian ia mulai melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Dengan bantuan Sultan Pasir, Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal Belanda di dekat Bangka, juga kapal Inggris dan Prancis di Pelabuhan Pasir. Abdurrahman menjadi seorang kaya dan kemudian mencoba mendirikan pemukiman di sebuah pulau di Sungai Kapuas. Ia menemukan percabangan Sungai Landak dan kemudian mengembangkan daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur. Wilayah inilah yang kini bernama Pontianak.

Kolonialisme Belanda dan JepangSunting

Pada tahun 1778, kolonialis Belanda dari Batavia memasuki Pontianak dengan dipimpin oleh Willem Ardinpola. Belanda saat itu menempati daerah di seberang istana kesultanan yang kini dikenal dengan daerah Tanah Seribu atau Verkendepaal.[5]

Pada tanggal 5 Juli 1779, Belanda membuat perjanjian dengan Sultan mengenai penduduk Tanah Seribu agar dapat dijadikan daerah kegiatan bangsa Belanda yang kemudian menjadi kedudukan pemerintahan Resident het Hoofd Westeraffieling van Borneo (Kepala Daerah Keresidenan Borneo Barat) dan Asistent Resident het Hoofd der Affleeling van Pontianak (Asisten Residen Kepala Daerah Kabupaten Pontianak). Area ini selanjutnya menjadi Controleur het Hoofd Onderafdeeling van Pontianak atau Hoofd Plaatselijk Bestuur van Pontianak.[5]

Assistent Resident het Hoofd der Afdeeling van Pontianak (semacam Bupati Pontianak) mendirikan Plaatselijk Fonds. Badan ini mengelola eigendom atau kekayaan Pemerintah dan mengurus dana pajak. Plaatselijk Fonds kemudian berganti nama menjadi Shintjo pada masa kependudukan Jepang di Pontianak.[5]

Masa StadsgemeenteSunting

Berdasarkan besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 14 Agustus 1946 No. 24/1/1940 PK yang disahkan menetapkan status Pontianak sebagai stadsgemeenteR. Soepardan ditunjuk menjadi syahkota atau pemimpin kota saat itu. Jabatan Soepardan berakhir pada awal tahun 1948 dan kemudian digantikan oleh Ads. Hidayat.[5]

Kemudian, pusat PPD ini dipindahkan ke Pontianak yang awalnya berasal dari Sanggau pada 1 November 1945[6] dan menjadi suatu wadah kebangkitan Dayak pada 3 November 1945, sekitar 74 hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Masa pemerintahan kotaSunting

Pembentukan stadsgerneente bersifat sementara, maka Besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak diubah dan digantikan dengan Undang-undang Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 16 September 1949 No. 40/1949/KP. Dalam undang-undang ini disebut Peraturan Pemerintah Pontianak dan membentuk Pemerintah kota Pontianak, sedangkan perwakilan rakyat disebut Dewan Perwakilan Penduduk Kota Pontianak. Wali kota pertama ditetapkan oleh Pemerintah Kerajaan Pontianak adalah Rohana Muthalib. Ia adalah seorang wanita pertama yang menjadi wali kota Pontianak.[5]

Masa kota prajaSunting

Sesuai dengan perkembangan tata pemerintahan, maka dengan Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953, bentuk Pemerintahan Landschap Gemeente, ditingkatkan menjadi kota praja Pontianak. Pada masa ini urusan pemerintahan terdiri dari Urusan Pemerintahan Umum dan Urusan Pemerintahan Daerah.[5]

Masa kotamadya dan kotaSunting

Pemerintah Kota Praja Pontianak diubah dengan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1957, Penetapan Presiden No.6 Tahun 1959 dan Penetapan Presiden No.5 Tahun 1960, Instruksi Menteri Dalam Negeri No.9 Tahun 1964 dan Undang-undang No. 18 Tahun 1965, maka berdasarkan Surat Keputusan DPRD-GR Kota Praja Pontianak No. 021/KPTS/DPRD-GR/65 tanggal 31 Desember 1965, nama Kota Praja Pontianak diganti menjadi Kotamadya Pontianak, kemudian dengan Undang-undang No.5 Tahun 1974, nama Kotamadya Pontianak berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak.[5]

Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah di Daerah mengubah sebutan untuk Pemerintah Tingkat II Pontianak menjadi sebutan Pemerintah Kota Pontianak, sebutan Kotamadya Pontianak diubah kemudian menjadi Kota Pontianak.[5]

APASIH CIRI KHAS YANG ADA DIKOTA PONTIANAK? INI DIA CIRI KHAS KOTA PONTIANAK, YAITU TERDIRI DARI:

Salah satu ciri khas Kalbar adalah Rumah Panjang Kalbar. Rumah panjang terdiri lebih dari 50 ruangan dengan banyak dapur. Rumah ini dihuni oleh beberapa keluarga, termasuk keluarga inti. Bahkan rumah panjang di dataran tinggi sungai Kapuas Putussibau memiliki 54 bilik yang dihuni oleh beberapa keluarga.

Rumah panjang biasanya dibangun di atas tiang sepanjang 5 sampai 8 meter seperti panggung dan ada yang panjangnya sampai 186 meter serta lebar 6 meter. Untuk masuk ke dalamnya pun harus melewati anak tangga atau yang dikenal dengan nama tangka. 

NAH ADA JUGA LOH PRODUK-PRODUK ICONIC CIRI KHAS KOTA PONTIANAK, APA-APA SAJA SIH? 

PENASARAN KAN?  HEHE 

INI DIA CIRI KHAS PRODUK ICONIS KHAS KOTA PONTIANAK:

1. Kain Corak Insang

6 Produk Iconic Khas Kota Pontianak yang Wajib Dimiliki (1)

Biasanya kain ini digunakan sebagai fashion Kota Pontianak, motifnya yang khas corak insang melambangkan ciri khas Kota Pontianak. Biasanya digunakan oleh pria maupun wanita, kerap kali wanita menggunakan kain tersebut untuk dijadikan sebagai rok, sangat cocok untuk digunakan pada acara formal.

2. Tanjak Melayu

6 Produk Iconic Khas Kota Pontianak yang Wajib Dimiliki (2)

Tanjak merupakan penutup kepala yang biasa digunakan oleh masyarakat melayu. Dengan berkembangnya zaman, tanjak kini didesain dengan berbagai macam motif yang menarik dan khas. Tak hanya digunakan untuk acara pernikahan, namun tanjak juga digunakan pada acara seremoni tertentu. 

3. Baju Kurung

6 Produk Iconic Khas Kota Pontianak yang Wajib Dimiliki (3)

Setiap hari jadi Kota Pontianak, seluruh pelajar bahkan staff, tenaga pelayanan juga diwajibkan untuk menggunakan baju kurung. Baju kurung sangat identik dengan Kota Pontianak, kurang lengkap rasanya jika tak memiliki pakaian yang satu ini.

4. Gelang Kopi

6 Produk Iconic Khas Kota Pontianak yang Wajib Dimiliki (4)

Pontianak disebut sebagai kota Seribu Warung Kopi, kopi robustanya yang ikonik membuat wirausaha lokal membuat gelang pernik kopi sebagai oleh-oleh khas Pontianak. Dirancang dari biji kopi, gelang tersebut tampak apik ketika digunakan.

5. Tas Motif Corak Insang

6 Produk Iconic Khas Kota Pontianak yang Wajib Dimiliki (5)

Berbagai macam motif tas corak insang dibuat menjadi sebuah tas yang apik dan trendi. Disajikan tas bentuk formal dan santai, bisa kamu gunakan untuk acara tertentu ataupun untuk hang out, tanpa menghilangkan ciri khas corak insang Kota Pontianak. 


Nah Kota pontianak juga ada makanan khas loh... 

Ini dia makanan khas dari kota pontianak 

Bubur Pedas Khas Pontianak

Sumber gambar: IDNTimes

Bubur adalah panganan yang sering jadi pilihan untuk sarapan. Di Pontianak, terdapat satu bubur khas yang bisa mencicipi topping. Kuliner khas Pontianak ini termasuk makanan yang populer dan digemari banyak masyarakat.Terbuat dari bumbu, rempah, dan sayuran seperti daun pakis, daun kesum, dan lainnya, cita rasa dari bubur khas Pontianak yang dikenal dengan nama bubur pedas ini dijamin akan membuatmu ketagihan.

Taburan kacang goreng dan teri goreng, siapa yang sanggup menolak ditambah kuliner tradisional Pontianak satu ini. Nahh sekian Blog yang saya buat Terimakasih 🙏🙏

SEJARAH KOTA PONTIANAK

 Hai Nama Saya Valencia  Saya Dari Kelas XII BDP  Mendapat Tugas Dari Ibu Novitasaru Untuk Membuat Blog Tentang Sejarah Kota Pontianak.  Ini...